Selasa, 13 Desember 2016

Penelusuran Tempat Bersejarah Desa Kuta

TIM Penelusuran Tempat Bersejarah Desa Kuta,
membersihkan Lokasi eks-Pemukiman di Tolokuta
Kuta, Desember 2016.

Sejak Awal Tahun 2016, Pemerintah Desa Kuta berkomitmen untuk menyusun kembali puzle-puzle sejarah berdiri dan berkembangnya Desa Kuta, hal ini dibuktikan dengan mengalokasikan anggaran pendapatan belanja Desa yang bersumber dari DDA (Dana Desa dari APBN) Tahun Anggaran 2016 yang di pimpin oleh Lembaga Adat dan Syara' Desa Kuta. 


Alokasi anggaran dimaksud untuk dipergunakan pada kegiatan Penelusuran kembali tempat-tempat bersejarah Desa Kuta, Konon.... diketahui sudah ada sejak kehadiran Rombongan Pertama Ekspedisi Islam dari Makassar - Sulawesi Selatan yang di pimpin Oleh Daeng Lambau sekitar Tahun 1610 M dan mendarat di Pantai Tolokuta, pada saat yang sama terdapat komunitas penduduk lokal bermukim di Pesisir Laut Tolosama, Rasaluhu dan Tolokuta, pada tahun 1620 pindah dan bermukim di wilayah U'a Rasa, Pada Tahun 1786 berpindah ke Rasantoi Kuta sampai pada tahun 1920, rentang waktu sejak tahun 1912 s/d 1920 adalah masa genting penentuan pilihan bagi masyarakat kuta, apakah memilih untuk menetap di Rasantoi Kuta, pindah ke Daha Kec. Hu'u Kab. Dompu atau bergabung Ke wilayah Parado bersamaan Dengan masyarakat yang berasal dari wilayah Dafa,  tetap saja pada akhirnya harus memilih pindah ke dompu dan pindah di Desa Kuta Saat ini yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Parado Kabupaten Bima.

Kades Kuta dan Rombongan membersihkan Kuburan 
salahsatu Pemimpin Masyarakat Kuta di U'a Rasa Tolo Kuta.
Dalam rentang waktu itu, terjadi berbagai proses panjang dan melelahkan terutama proses penyatuan masyarakat lokal kuta, dengan masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah perpindahan terutama dari wilayah Dafa sampai pada tahun 1970-an melihat hal demikian Pemerintah Desa Kuta dan Lembaga Adat dan Syara' Desa Kuta berkomitmen untuk menyusun naskah sejarah asal-usul desa menjadi sebuah buku, agar setiap masyarakat Desa Kuta dan tentunya para generasi muda di masa depan mengetahui sejarah dan asal-usul desanya. (AR)

Jumat, 07 Agustus 2015

#ThanksToMuhammadiyah #muktamar47 #thanksMakassar #berkemajuan

Saya mengenal @Muhammadiyah sejak kelas 4 SD lewat buku-buku catatan  yang ditinggal oleh kakak dari ayah yaitu Drs. Sirajuddin yang pada saat itu sedang menempuh Pendidikan di Ujung Pandang (Makassar) dan sekarang beliau memimpin PD Muhammadiyah Kabupaten Bima.

Pada saat itu saya hanya sekedar mambaca catatan dan buku buku tersebut namun tidak paham apa maksud dari Muhammadiyah itu sendiri meski coba di jelaskan oleh kakek kami M. Taher aka "OMPU TEHO" karena memang kedua orang tua kami (Ama Heyo - Ina Fau) "Buta Aksara" tidak pernah mengenyam bangku sekolah.

Nah... Sejak SD kelas 4 itulah saya di ikutsertakan untuk mengikuti Pesantren Sore di Eks. SMP Muhammadiyah Parado yang di sulap menjadi tempat pembinaan anak anak muda Parado mulai usia dini, Tingkat SD, SMP dan SMA...  Kegiatan Pesantren kilatnya dilaksanakan Pada sore hari mulai pukul 14.00 - 18.00 Wita dan saya mengikutinya kurang lebih selama dua tahun sehingga pada saatnya menjadi salah satu modal bagi saya untuk menempuh Pendidikan Lanjutan Pertama di MTs Negeri Bima (Madrasah Tsanawiah Padolo) di kota Bima yang saat itu sulit si tembus oleh kami yang berasal dari daerah pedalaman dan terpencil.

Kita Kembali ke Pesantren Kilat Pondok Muhammadiyah Parado, pada awalnya terasa aneh dan asing karena saya harus belajar dengan cara baru, hal2 yang baru, hehehe terutama bacaan Sholat dan hal hal lainya, akan tetapi para instruktur dan pengelola yang kebanyakan alumni Ujung Pandang (Makassar) mampu mengelolanya dengan baik, tertib dan teratur.

#bersambung